Selasa, 12 Juni 2012

Makalah Ilmu Reproduksi

MAKALAH ILMU REPRODUKSI TERNAK
PERKEMBANGAN FETUS SAMPAI PARTUS
PADA SAPI



OLEH

Alif Abdussalam/D1B4 10 114
Wiwin Malvina/D1B4  10 074
Muh. Fajrin/D1B4 10 058
Irman/D1B4 10 032
LD. Rahmat Suleman/D1B4 09 070


KELAS B



JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2012

I.     PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Reproduksi merupakan suatu bagian penting dalam memajukan usaha peternakan. Reproduksi ternak adalah suatu sistem tubuh ternak yang secara fisiologik tidak vital bagi kehidupan invidual tetapi sangat penting bagi kelanjutan keturunan suatu jenis atau bangsa ternak. Mengetahui mekanisme reproduksi dan cara pengaturannya merupakan hal yang penting untuk meningkatkan produksi peternakan.
Kelayakan dari seekor ternak dalam hal ini ternak betina dalam suatu usaha peternakan dapat dilihat dari kemampuannya menghasilkan anak yang hidup dan sehat. Kemampuan ini sangat tergantung pada keseimbangan dan interaksi beberapa faktor selama periode kebuntingan, baik yang berasal dari induk maupun dari embrio yang dikandung. Kebuntingan dimulai sejak bersatunya sel kelamin jantan (spermatozoa) dan sel kelamin betina (ovum) menjadi sel baru yang dikenal dengan istilah zigot.
Secara garis besar, perkembangan janin pada seekor sapi betina melalui tiga tahap yaitu periode ovum, embrio, fetus sampai partus atau kelahiran. Periode ovum merupakan periode yang dimulai dari fertilisasi sampai terjadinya implantasi. Setelah fertilisasi ovum akan mengalami pembelahan (di ampulla isthmus junction) menjadi morulla. Pada sapi masuknya morula ke dalam uterus terjadi pada hari ke 3-4 setelah fertilisasi. Periode embrio atau organogenesis merupakan suatu periode ketika sel-sel berada dalam proses pembentukan organ-organ spesifik dalam tubuh embrio, periode dimulainya implantasi sampai saat dimulainya pembentukan organ tubuh bagian dalam. Pada sapi berkisar hari ke 12-45. Sedangkan periode fetus dimulai dari terbentuknya alat-alat tubuh bagian dalam, terbentuknya ekstremitas, hingga lahir, pada sapi terjadi pada hari ke 45.
Embrio dan fetus berkembang mengikuti suatu pola tertentu. Pada awalnya, jumlah sel meningkat diikuti oleh diferensiasi dan perkembangan berbagai sistem organ. Walaupun demikian, pola perkembangan tersebut dapat dipengaruhi oleh sejumlah faktor  seperti potensi genetika dari tetua,  status nutrisi induk, temperatur lingkungan, ukuran induk, jumlah anak per kelahiran serta lingkungan uterus.
Berdasarkan uraian di atas, sebagai mahasiswa peternakan sangat perlu untuk memahami proses kebuntingan dari awal sampai partus. Dalam makalah ini akan dibahas salah satu fase dari kebuntingan yaitu fase fetus sampai partus.

B.     Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Bagaimana pertumbuhan fetus pada sapi?
2.      Bagaimana penentuan umur embrio dan fetus?
3.      Bagaimana perkembangan fetus selama kebuntingan?
4.      Bagaimana perkembangan fetus prenatal?
5.      Bagaimana proses partus?
6.      Bagaimana selaput fetus dan placenta?
7.      Bagaimana mummifikasi fetus?

C.    Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk mengetahui perkembangan kebuntingan pada fase fetus sampai partus pada sapi betina. Manfaat yang dapat diambil dari makalah ini dapat menjadi salah satu sumber bacaan mengenai perkembangan kebuntingan pada sapi khususnya pada fase fetus sampai partus.

Untuk lebih lengkapnya klik >> Di sini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar